Berkaitan dengan ibadah umroh, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa jamaah umroh Indonesia yang akan diberangkatkan ke Saudi nantinya harus diseleksi terlebih dahulu. Berdasarkan hasil kunjungan kerja ke Arab Saudi, diketahui syarat jamaah yang boleh diberangkatkan adalah:
- jamaah umroh yang berusia 18-65 tahun
- divaksin dengan dosis lengkap,
- memiliki hasil tes PCR negatif

Menurut Menteri Agama, dari 18.752 pemegang visa umroh saat ini, yang bisa berangkat masih perlu melewati proses evaluasi menyeluruh. Kementrian Agama belum bisa menetapkan berapa kuota awal, karena secara efektif baru bekerja kemarin, sejak kembali dari Saudi. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Agama dalam rapat kerja (Raker) bersama Komisi VIII DPR, Selasa (30 November 2021).
Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Terpadu Umrah dan Haji Khusus (Siskopatuh) Kementerian Agama, diketahui ada sekitar 59.757 jamaah umroh yang tertunda keberangkatannya karena pandemi Covid-19. Dari data tersebut, sekitar 18.752 jamaah disebut sudah mempunyai visa umroh dan siap diberangkatkan ke tanah suci. Menteri Agama juga menyatakan bahwa 18 ribu calon jamaah umroh ini nantinya akan menjadi prioritas untuk diberangkatan terlebih dahulu pada tahap awal dibukanya penyelenggaraan umroh.
Namun dalam rincian umum data yang dipegang Kementrian Agama, diketahui pemegang visa umroh yang berusia kurang dari 18 tahun ada sebanyak 889 calon jamaah. Di sisi lain, calon jamaah umroh dengan usia di atas 65 tahun jumlahnya mencapai 2.549 orang. Hal ini tidak sesuai dengan Batasan usia jamaah umroh yang diijinkan Arab Saudi. Oleh karena itu, jika skemanya mengikuti batasan usia ini, maka sekitar 15 ribu calon jamaah umroh akan disaring Kembali.
Kenapa Calon Jamaah Umroh Perlu Diseleksi?
Di samping karena batasan usia, penyaringan calon jamaah umroh juga dilakukan karena alasan untuk simulasi atau uji coba dari pelaksanaan umroh. Jika umroh kali ini berjalan dengan lancar, maka besar kemungkinan pintu haji akan terbuka lebar bagi Indonesia.
Menteri Agama Yaqut Cholil menekankan, pelaksanaan umroh yang berjalan dengan baik akan menjadi kunci bagi terbukanya kesempatan ibadah haji 2022 nanti. Artinya, jika tidak ada lagi kasus-kasus manipulasi yang terjadi dahulu seperti misalnya hasil PCR bodong, maka kesempatan haji ada di depan mata.
Di lain sisi, terkait skema satu pintu atau One Gate Policy (OGP) yang digagas oleh Kemenag, hal ini dilakukan karena mengingat Indonesia masih belum bisa secara massif memberangkatkan jamaahnya. Terlebih, simulasi ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk meyakinkan Arab Saudi, sehingga calon jamaah umroh harus disaring dan dilaksanakan sesuai dengan kesiapan yang ada.
Menteri Agama telah meminta kepada Dirjen PHU (Penyelenggaraan Haji dan Umroh) agar skema umroh ini segera diberangkatkan. Hal ini untuk menunjukkan bahwa Indonesia siap menyelenggarakan umroh dan haji.
Kemudian Menteri Agama juga menegaskan, selama melakukan komunikasi dengan Menteri Haji Saudi maupun berbagai pihak lainnya di Kerajaan Saudi Arabia, selalu ditekankan bahwa keamanan dan keselamatan manusia selalu menjadi pertimbangan utama.
Oleh arena itu, Menteri Agama berharap agar segala usaha yang dilakukan oleh Indoensia juga didasari oleh hal tersebut, yakni keamanan, kesehatan dan keselamatan jamaah. Dengan demikian, kita berharap pintu haji tahun 2022 bisa terbuka lebar dan jamaah bisa kembali menjalankan ibadah dengan nyaman.
Anda sedang merencanakan umroh tahun ini? Silahkan hubungi kami. Dengan senang hati kami menjadi konsultan umroh Anda. Silahkan klik tombol di bawah ini. FREE!